Yogyakarta, 07 Oktober 2025 – SMPIT Insan Mulia Surakarta sukses melaksanakan kegiatan field study bagi siswa-siswi kelas 9 ke Monumen Jogja Kembali dan Benteng Vredeburg, Yogyakarta, pada 07 Oktober 2025. Kegiatan ini mengusung tema “Menelusuri Jejak Perjuangan, Menumbuhkan Semangat Kebangsaan” dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah perjuangan bangsa serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
Kegiatan field study ini merupakan bagian integral dari kurikulum SMPIT Insan Mulia Surakarta, khususnya dalam mata pelajaran IPS. Melalui kunjungan langsung ke situs-situs bersejarah, siswa diharapkan dapat merasakan atmosfer perjuangan para pahlawan dan lebih menghargai kemerdekaan yang telah diraih.
Kunjungan ke Monumen Jogja Kembali: Mengenang Agresi Militer Belanda
Siswa siswi SMPIT Insan Mulia Surakarta memulai perjalanan mereka dengan mengunjungi Monumen Jogja Kembali. Di monumen ini, siswa diajak untuk menelusuri jejak sejarah Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada tahun 1948. Mereka menyaksikan berbagai koleksi benda-benda bersejarah, seperti senjata, pakaian, dan foto-foto dokumentasi yang menggambarkan suasana perjuangan pada masa itu.
“Kunjungan ke Monumen Jogja Kembali ini sangat berkesan bagi saya,” ujar Afifah Nur Mahalia, salah satu siswa dari kelas 9C. “Saya jadi lebih memahami betapa beratnya perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Saya juga jadi lebih bangga menjadi bangsa Indonesia.”
Selain melihat koleksi benda-benda bersejarah, siswa juga mendapatkan penjelasan dari pemandu museum mengenai latar belakang sejarah Agresi Militer Belanda II, strategi perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, serta dampak dari peristiwa tersebut terhadap kemerdekaan Indonesia.
Benteng Vredeburg: Saksi Bisu Sejarah Kolonialisme
Setelah mengunjungi Monumen Jogja Kembali, rombongan siswa melanjutkan perjalanan mereka ke Benteng Vredeburg. Benteng yang dibangun pada masa penjajahan Belanda ini menjadi saksi bisu sejarah kolonialisme di Indonesia. Di Benteng Vredeburg, siswa diajak untuk melihat berbagai diorama yang menggambarkan kehidupan masyarakat Yogyakarta pada masa penjajahan Belanda, serta strategi Belanda dalam mengendalikan wilayah Yogyakarta.
“Benteng Vredeburg ini sangat menarik,” kata Bintang Gatra, siswa kelas 9A, imbuh lainnya. “Saya jadi bisa membayangkan bagaimana kehidupan masyarakat Yogyakarta pada masa penjajahan Belanda. Saya juga jadi lebih bersyukur karena sekarang kita sudah merdeka.”
Selain melihat diorama, siswa juga mendapatkan penjelasan dari pemandu museum mengenai sejarah pembangunan Benteng Vredeburg, fungsi benteng pada masa penjajahan Belanda, serta peran benteng dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. (Humas Spinmaska)






